Jumat, 02 November 2012

BIMBINGAN KONSELING PAUD


LAPORAN
Penanganan Anak Yang Sulit Berkonsentrasi Dalam Belajar Melalui Bimbingan  Konseling
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini
( Dosen : Rahman, S.Pd, M.Pd)
Disusun  Oleh:

SABRINA                                                                   NIM : 1005125001
FATMI  JUMIYANI                                                  NIM : 1005125002
LUSIANA                                                                    NIM : 1005125012
PUTRI MAULIDDA SYUKMALIA                         NIM : 1005125015
NUR BAITI RIZQIYAH                                            NIM : 1005125026
SAKAWULAN MAHARDHIKA                              NIM : 1005125042

Semester V
PAUD A Pagi Reguler


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur Kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan ini dapat disusun. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada suri tauladan kami yaitu Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikut beliau yang selalu istiqomah hingga akhir zaman. Amin.
            Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Dalam penyusunan makalah ini, Penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyatakan terima kasih kepada Rahman, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang memberikan semangat dan bantuan kepada Kami.
            Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan laporan ini.
                                                                                   
Samarinda,  29 Oktober  2012

                                                                                                    Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................2
C.     Tujuan Penelitian.....................................................................................2
D.    Manfaat Penelitian...................................................................................2
E.     Laporan Hasil Pengamatan Anak Yang Sulit Berkonsentrasi.....................3

BAB II PEMBAHASAN

A.     Pengertian Konsentrasi..........................................................................5
B.     Ciri-Ciri Anak Yang sulit Untuk Berkonsentrasi..................................... 6
C.     Faktor Penyebab Anak Sulit Berkonsentrasi..........................................7
D.     Penanganan Terhadap Anak yang Sulit Berkonsentrasi dalam Belajar.....9

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.......................................................................................14
B.     Saran.................................................................................................15




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perilaku anak usia dini atau usia Taman Kanak-Kanak saat ini sangat beragam. Ada anak yang sangat mudah untuk diajari dan diberikan arahan,  ada anak yang sangat susah diatur, lebih senang apabila guru mendengarkan cerita mereka daripada mendengarkan cerita gurunya,  dan ada pula yang mengalami kesulitan dalam belajar. Walaupun banyak perbedaan karakter disetiap anak namun pada dasarnya setiap anak itu pintar dan cerdas.  Namun pengertian pintar dan cerdas bagi sebagian orang tua dan guru sangatlah sempit, yaitu yang menganggap bahwa anak pintar yaitu anak yang lebih berkembang dalam bidang logis matematis saja. Sehingga anak yang sulit menerima pelajaran dianggap sebagai anak yang bodoh bagi sebagian orang tua dan guru.
Seringkali orang tua atau guru selalu memarahi anak-anak bila mendapatkan nilai jelek atau tidak mengerti dengan pelajaran yang telah disampaikan, apalagi hal itu tejadi berulang kali, dan orang tua atau guru juga terkadang tidak mau meneliti penyebab anak tersebut selalu mendapatkan nilai jelek. Dalam situasi ini bisa saja sebenarnya anak-anak itu merupakan anak dengan berkesulitan belajar atau sulit terfokus pada pelajaran yang diberikan oleh guru. Anak yang sulit fokus pada pelajaranpun bukan berarti ia tidak mengerti samasekali pelajaran yang diberikan. Anak tau apa yang  sedang dijelaskan oleh gurunya, hanya saja konsentrasi mereka sangat sulit terpusatkan pada pelajaran yang diberikan.
Jika sudah seperti ini, guru wajib memberikan bimbingan dan konseling kepada anak agar anak mampu mengkondisikan diri mereka untuk dapat berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh guru.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian konsentrasi?
2.      Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak ?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui peningkatan motivasi untuk berkonsentrasi dalam belajar anak TK.
2.      Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menangani anak yang sulit berkonsentrasi dalam belajar.

D.    Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
1.      Anak. Dalam rangka membantu anak untuk meningkatkan konsentrasi belajarnya
2.      Guru. Dalam rangka meningkatkan wawasan guru untuk memberikan konseling terhadap anak yang dianggap bermasalah.
3.      Orang tua. Agar lebih memahami karakter anaknya.





Laporan Hasil Pengamatan Anak yang Sulit Berkonsentrasi

Nama                           :           Claryssa Alessandra Putri Pramono
Umur                           :           4 tahun
Kelas                           :           TK A
Sekolah                       :           TK Al-Fath Cendana Samarinda
Tempat Observasi       :           Rumah Belajar Jari Aljabar Samarinda
(jln. Pangeran Antasari)


A.    Ciri-ciri Anak
Caca adalah anak usia dini yang berusia 4 tahun, dia memiliki kepribadian yang sangat ceria, lincah, suka bernyanyi, suka bercerita, jika dilihat dari kecerdasan, Caca termasuk anak yang memiliki kecerdasan linguistik. Namun, caca sangat sulit untuk berkonsentrasi dalam pembelajaran dan mudah teralihkan perhatiannya, karena Caca lebih suka bercerita dibandingkan harus fokus pada pembelajaran. Jika diberi tugas, ia tidak pernah menyelesaikan tugas dengan baik. Caca termasuk anak yang suka mencari perhatian orang lain karena dia tidak suka apabila ada orang lain yang lebih diperhatikan daripada dia.

B.     Penyebab
Jika dilihat dari kepribadian dan tingkah laku caca, caca termasuk anak yang dimanja oleh orang tuanya, apapun yang diminta oleh caca selalu dituruti, apabila ada hal yang tidak bisa caca kerjakan, caca selalu meminta bantuan dan orang tuanya selalu membantu sehingga caca menjadi anak yang tidak bisa mandiri dan tidak bertanggung jawab. 
Caca sangat menyukai makanan yang manis-manis seperti permen atau coklat sehingga jarang memakan makanan berat yang akibatnya caca sering merasa lapar yang dapat mempengaruhi konsentrasinya. Ia juga terkadang mengantuk pada saat proses belajar mengajar.

C.     Penanganan yang diberikan
Beberapa bentuk layanan yang kami berikan kepada anak
1.     Mengatur posisi duduk anak agar tidak berada dekat dengan jendela, gambar-gambar, atau hal-  hal lain yang dapat mengganggu kosenterasinya.
2.      Memberikan materi dengan pendekatan persuasif. Yaitu pedekatan yang dilakukan face to face disertai bujukan secara halus pada anak agar mau mengikuti pelajaran
3.   Menyingkirkan perlengkapan yang tidak diperlukan dimeja belajar anak, supaya perhatiannya tidak terpecah.
4.    Menghindarkan penggunaan kalimat-kalimat negatif, sindiran dan kecaman seperti “dasar malas!”,  “tuh berantakan lagi kan?!”  “Pasti deh, gak selesai lagi”.
5.      Tidak memperbolehkan anak membawa makanan ketika datang ke tempat belajar, karena akan mengganggu belajar anak.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Konsentrasi
Proses pembelajaran dikelas anak usia dini tidak lepas dari bagaimana peran guru dalam menciptakan suasana belajar, strategi pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan. Antara guru yang memberikan pelajaran harus tercipta korelasi yang evektif dan efisien agar proses pembelajaran pada anak dapat berlangsung dengan baik.
Pendekatan pembelajaranpun juga tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh guru anak usia dini dalam pembelajaran dikelas. Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktifitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif. Dalam pembelajaran juga ada strategi pembelajaran yang merupakan cara guru dalam mengatur, mengintegrasikan semua urutan kegiatan pembelajaran dikelas serta mengorganisasikan tema-tema yang diajarkan dengan media, waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Usia sekitar 4-5 tahun anak mulai mampu berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas sampai selesai. Jika anak bisa konsentrasi 5 menit saja, secara umum dapat dikatakan konsentrasinya cukup baik, bila lebih dari 5 menit, berarti si anak memang lebih dibanding rata-rata anak umumnya
Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda.
Supriyo (2008, 103) Konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Siswa yang tidak dapat konsentrasi dalam belajar berarti tidak dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya. Konsentrasi dalam belajar akan meentukan keberhasilan belajar oleh sebab itu maka setiap pelajar perlu melatih konsentrasi dalam kegiatan sehari-hari.
Perhatian  anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya kurang menariknya materi, faktor lingkungan yang ramai, kesulitan anak untuk mengerjakan tugas dan lain-lain. Untuk anak-anak memang sangat dibutuhkan kemampuan yang aktif dalam menyampaikan materi dan disesuaikan dengan perkembangan motoriknya.
Sedangkan yang dimaksud dengan kesulitan konsentrasi adalah bila anak tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, dia tidak bisa menuntaskannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya.

B.     Ciri-Ciri Anak Yang sulit Untuk Berkonsentrasi
Gejala gangguan pemusatan perhatian biasanya muncul pada usia 3 tahun, tetapi diagnosis umumnya baru dapat dipastikan ketika anak telah masuk sekolah. Misalnya KB maupun TK.
Ciri-ciri utama yang tampak yaitu kurangnya perhatian. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual For Mental Disorder IV (DSM IV ), seorang anak dapat dikatakan memiliki gangguan pemusatan perhatian apabila memiliki enam gejala yang menetap dan telah berlangsung kurang lebihnya 6 bulan dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak
1.     Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya atau ceroboh terhadap perkerjaan sekolah, bermain dan aktivitas-aktivitas lainnya.
2.   Sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatian dalam melakukan tugasnya atau dalam kegiatan bermain.
3.      Seringkali tampak tidak mendengarkan atau acuh ketika diajak berbicara.
4.    Seringkali tidak mempu mengikuti aturan dan instruksi dan gagal dalam menyelesaikan  tugas-tugas sekolah, kegiatan sehari-hari ataupun saat bermain.
5.      Seringkali mengallami kesulitan mengorganisasikan tugas atau aktivitas-aktivitasnya.
6.    Seringkali menghindar, menolak atau tidak suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi lama seperti ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7.   Seringkali kehilangan barang-barang yang digunakannya sehari-hari seperti mainan, alat tulis, buku-buku serta peralatan lainnya.
8.      Mudah teralih perhatiannya oleh stimulus atau ransangan yang datang dari luar.
9.      Mudah lupa akan pekerjannya yang dikerjakannya sehari-hari.

C.    Faktor Penyebab Anak Sulit Berkonsentrasi

Sulit berkonsentrasi, terlebih dahulu harus dilihat apa penyebab anak sulit berkonsentrasi? Banyak para orang tua yang bingung dan khawatir mengenai anaknya yang sulit berkonsentrasi atau anaknya termasuk hiperaktif.
Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya kesulitan berkonsentrasi, yaitu:
a.       Faktor eksternal,
Hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
Lingkungan. Misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
b.      Pola pengasuhan yang permissive,
yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.

Adapun Supriyo (2008; 104) menyebutkan bahwa sebab-sebab latar belakang anak tidak dapat konsentrai dalam belajar antara lain yaitu sebagai berikut :
1.      Anak tidak mmempunyai tempat tersendiri
2.      Anak mudah terpengaruh oleh situasi sekitar
3.  Dalam meja banyak gambar/foto kekasihnya, kaca dsb. Sehingga dalam belajar mudah   terganggu
4.      Anak tidak  merasa senang/tidak berminat terhadap pelajaran yang dihadapi
5.      Kemungkinan lain badan dalam keadaan lelah/ sakit
6.      Baru mengalami stres/tekanan jiwa karena pacarnya yang paling disayang meninggalkan dia, atau kehilangan salah satu anggota keluarganya.

D.    Penanganan Terhadap Anak yang Sulit Berkonsentrasi dalam Belajar
Penanganan terhadap penderita gangguan konsentrasi tidaklah bisa dilakukan oleh guru saja, karena penanganan yang ideal dilakukan harusah bersifat holistik atau menyeluruh. Penangan yang baik haruslah meliputi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orang tua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama.
Cara mengajarkan anak agar memiliki kemampuan konsenterasi  yang baik.
1.      Melatih anak untuk hidup mandiri.
Kemandirian berhubungan erat dengan aktivitas tubuh. Seperti sebuah komputer yang tidak pernah digunakan. Maka akan ada kemungkinan terjadi kerusakan-kerusakan pada beberapa komponennya, salah satu sebabnya .... karena karatan. Apalagi kalau bagian komponen yang diserang ada di dalam CPU, maka computer bisa matot (mati total). Seperti halnya dengan tubuh kita. Bila tubuh kita terlalu dimanja atau terlalu banyak dibiarkan menganggur, maka aktivitas otak kita pun akan menurun. Bila otak jarang beraktivitas, maka fungsi dan kemampuan beberapa bagian otak pun akan menurun. Hal ini bisa menyebabkan sulitnya berkonsentrasi, karena pikiran terlalu sering dibiarkan kosong dan tidak berfungsi. Bila anda terlalu memanjakan anak dan tidak membiasakan buah hati anda untuk hidup mandiri, serta lebih sering meminta si mbak untuk membantu buah hati anda, sebaiknya mulai sekarang latihlah buah hati anda untuk belajar hidup mandiri.
2.      Berikan perhatian yang cukup
Sudah cukupkah perhatian yang anda berikan pada buah hati anda? Perhatian sangatlah penting bagi buah hati anda. Seperti seorang anak yang tidak pernah diberi makan yang cukup di rumah, maka di luar rumah dia akan sering meminta-minta makanan di luar rumah. Begitu juga dengan buah hati anda. Bila perhatian yang anda berikan sangatlah kurang, maka dia akan lebih sering mencari perhatian di luar rumah. Bila buah hati anda sedang berada di lingkungan sekolah, maka buah hati anda pun akan lebih sering meminta perhatian di sekolah. Di saat jam pelajaran sekolah, buah hati anda (yang masih labil) secara otomatis akan berusaha mencari pemenuhan kebutuhan perhatian. Salah satu caranya adalah dengan mengganggu teman yang lain, atau mengajak teman satu kelasnya mengobrol. Perhatian yang cukup, juga sangat penting agar buah hati anda terlindung dari segala macam kecelakaan, misalnya kepala terantuk, kaki cedera, dll. Karena hal ini juga bisa mengakibatkan seorang anak menjadi susah berkonsentrasi dalam pelajaran.
3.      Jangan Biarkan Anak Terbebani Dengan Aktivitas Yang Tidak Disukai.
Ada kalanya kita memberikan segala sesuatu yang disukai sang buah hati, misalnya memberikan dia uang saku, membelikan mainan yang dia minta, dll. Namun ada kalanya kita harus memberikan sesuatu yang tidak dia sukai, misalnya memberikan macam-macam bimbingan belajar atau melakukan pekerjaan rumah. Dalam hal ini sangat dibutuhkan peran orang tua dalam memperhatikan buah hati anda, sehingga orang tua bisa tahu porsi yang harus diberikan kepada sang buah hati. Bila buah hati anda merasa terbebani dengan segala aktivitas yang tidak disukai, maka anda hari segera mengambil langkah, yaitu dengan mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak disukai, atau mengarahkan ke kegiatan-kegiatan yang disukai. Misalnya, bila anda sebelumnya meminta buah hati anda untuk mengikuti les piano, padahal dia tidak suka, maka anda alangkah lebih baik bila anda menghentikan les piano tersebut. Bila buah hati anda lebih menyukai les gitar, maka anda bisa mengarahkan buah hati anda untuk mengkuti les gitar. Banyak orang menginginkan hobinya menjadi sebuah pekerjaan. Dalam hal ini, anda sebagai orang tua harus pandai-pandai melihat potensi anak dan kesukaannya, lalu mengarahkannya buah hati anda agar potensi yang dia sukai tersbut menjadi sebuah kegiatan yang positif, berguna untuk masa depan, dan tentunya dilakukan tanpa beban. Selain itu, istirahat yang cukup juga sangat penting untuk pemulihan stamina buah hati anda. Jangan biarkan buah hati anda tidur terlalu malam atau belajar terlalu keras sehingga lupa istirahat, karena hal ini justru bisa mengganggu konsentrasi anak dalam menerima pelajaran yang dijelaskan oleh guru di sekolah.
4.      Perhatikan Pola Makanan
Pola makan sangat berpengaruh terhadapt tingkah laku anak. Usahakan buah hati anda menghindari makanan yang mengandung bahan perwarna, vetsin, kafein, dan zat-zat pengawet. Perbanyak makan buah dan sayur akan sangat berguna untuk menunjang kesegaran dan kesehatan tubuh buah hati anda. Dalam usia yang masih sangat belia, usahakan agar buah hati anda menghindari penggunaan paparan logam berat seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat gigi dari nikel, dll.
5.      Berikan Hiburan Yang Cukup, Menyenangkan, dan Bermanfaat.
Kebahagiaan adalah sesuatu hal yang diinginkan banyak orang. Dalam diri seorang anak, setiap saat dalam hidupnya selalu ingin diisi dengan keceriaan. Maka sebagai orang tua, jangan lupa memberikan hiburan yang cukup bagi buah hati anda. Supaya buah hati anda tidak merasa tertekan dengan segala aktivitas yang banyak menyita waktu dan tenaga. Luangkan waktu anda sekeluarga untuk berlibur, minimal jalan-jalan ke mall terdekat di rumah anda. Hiburan akan menjadi sangat bernilai bila diisi dengan sesuatu yang bermanfaat, misalnya permaianan belajar bahasa Inggris, atau membuka situs-situs internet tentang pendidikan. Misalnya: lagu2anak.blogspot.com. Bila dihubungkan dengan konsentrasi anak dalam belajar, permainan yang baik adalah catur, bermain alat musik, atau sekedar mendengarkan musik.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Gangguan konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala penyimpangan perkembangan anak. Gangguan konsentrasi atau inatensi atau kurangnya pemusatan perhatian dapat dilihat dari kegaagalan seorang anak dalam memeberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu, mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal lainnya. Kualitas konsentrasi anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa kategori.

B.     Saran
Untuk menangani masalah kesulitan konsentrasi pada anak diperlukan pendekatan terpadu yang terkait dengan konselor atau psikiater anak.
Intervensi dini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak. Pembenahan kualitas hidup anak itu sendiri harus dilakukan sedini mungkin.





Daftar Pustaka

2.      Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw Setapak.
3.       http://www.docstoc.com/docs/15847583/Studi-Kasus-%28Anak-Kurang-Konsentrasi%29#
4.   Lawlis, Frank. 2008. The IQ Answer, Meningkatkan dan Memaksimalkan IQ Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.  Yamin. Martinis. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada ( GP ) Press Jakarta