LAPORAN
“Penanganan
Anak Yang Sulit Berkonsentrasi Dalam Belajar Melalui Bimbingan Konseling
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini
( Dosen : Rahman, S.Pd, M.Pd)
Disusun Oleh:
SABRINA NIM
: 1005125001
FATMI JUMIYANI NIM
: 1005125002
LUSIANA NIM
: 1005125012
PUTRI MAULIDDA SYUKMALIA NIM : 1005125015
NUR BAITI RIZQIYAH NIM : 1005125026
SAKAWULAN MAHARDHIKA NIM
: 1005125042
Semester V
PAUD A Pagi Reguler
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan ini dapat disusun. Shalawat
serta salam selalu tercurah kepada suri tauladan kami yaitu Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat serta para pengikut beliau yang selalu istiqomah
hingga akhir zaman. Amin.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Anak Usia Dini. Dalam
penyusunan makalah ini, Penulis
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moral maupun material. Pada
kesempatan ini penulis menyatakan terima kasih kepada Rahman, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Anak Usia
Dini yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada keluarga dan teman-teman yang memberikan semangat dan bantuan kepada
Kami.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sebagai perbaikan laporan ini.
Samarinda, 29
Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................2
C.
Tujuan
Penelitian.....................................................................................2
D.
Manfaat
Penelitian...................................................................................2
E.
Laporan Hasil
Pengamatan Anak Yang Sulit Berkonsentrasi.....................3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konsentrasi..........................................................................5
B.
Ciri-Ciri
Anak Yang sulit Untuk Berkonsentrasi..................................... 6
C.
Faktor
Penyebab Anak Sulit Berkonsentrasi..........................................7
D.
Penanganan
Terhadap Anak yang Sulit Berkonsentrasi dalam Belajar.....9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................14
B.
Saran.................................................................................................15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perilaku anak usia dini atau usia Taman Kanak-Kanak
saat ini sangat beragam. Ada anak yang sangat mudah untuk diajari dan diberikan
arahan, ada anak yang sangat susah
diatur, lebih senang apabila guru mendengarkan cerita mereka daripada
mendengarkan cerita gurunya, dan ada
pula yang mengalami kesulitan dalam belajar. Walaupun banyak perbedaan karakter
disetiap anak namun pada dasarnya setiap anak itu pintar dan cerdas. Namun pengertian pintar dan cerdas bagi
sebagian orang tua dan guru sangatlah sempit, yaitu yang menganggap bahwa anak
pintar yaitu anak yang lebih berkembang dalam bidang logis matematis saja. Sehingga
anak yang sulit menerima pelajaran dianggap sebagai anak yang bodoh bagi
sebagian orang tua dan guru.
Seringkali orang tua atau guru selalu memarahi
anak-anak bila mendapatkan nilai jelek atau tidak mengerti dengan pelajaran
yang telah disampaikan, apalagi hal itu tejadi berulang kali, dan orang tua
atau guru juga terkadang tidak mau meneliti penyebab anak tersebut selalu
mendapatkan nilai jelek. Dalam situasi ini bisa saja sebenarnya anak-anak itu
merupakan anak dengan berkesulitan belajar atau sulit terfokus pada pelajaran
yang diberikan oleh guru. Anak yang sulit fokus pada pelajaranpun bukan berarti
ia tidak mengerti samasekali pelajaran yang diberikan. Anak tau apa yang sedang dijelaskan oleh gurunya, hanya saja
konsentrasi mereka sangat sulit terpusatkan pada pelajaran yang diberikan.
Jika sudah seperti ini, guru wajib memberikan
bimbingan dan konseling kepada anak agar anak mampu mengkondisikan diri mereka
untuk dapat berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh guru.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas
maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa
pengertian konsentrasi?
2. Apa
saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak ?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui peningkatan motivasi untuk berkonsentrasi dalam belajar anak TK.
2. Untuk
mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menangani anak yang
sulit berkonsentrasi dalam belajar.
D.
Manfaat
penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
1. Anak.
Dalam rangka membantu anak untuk meningkatkan konsentrasi belajarnya
2. Guru.
Dalam rangka meningkatkan wawasan guru untuk memberikan konseling terhadap anak
yang dianggap bermasalah.
3. Orang
tua. Agar lebih memahami karakter anaknya.
Laporan Hasil Pengamatan Anak yang
Sulit Berkonsentrasi
Nama
: Claryssa
Alessandra Putri Pramono
Umur : 4 tahun
Kelas : TK A
Sekolah : TK Al-Fath Cendana Samarinda
Tempat Observasi : Rumah Belajar
Jari Aljabar Samarinda
(jln.
Pangeran Antasari)
A. Ciri-ciri
Anak
Caca adalah anak usia dini yang berusia
4 tahun, dia memiliki kepribadian yang sangat ceria, lincah, suka bernyanyi,
suka bercerita, jika dilihat dari kecerdasan, Caca termasuk anak yang memiliki
kecerdasan linguistik. Namun, caca sangat sulit untuk berkonsentrasi dalam
pembelajaran dan mudah teralihkan perhatiannya, karena Caca lebih suka
bercerita dibandingkan harus fokus pada pembelajaran. Jika diberi tugas, ia
tidak pernah menyelesaikan tugas dengan baik. Caca termasuk anak yang suka
mencari perhatian orang lain karena dia tidak suka apabila ada orang lain yang
lebih diperhatikan daripada dia.
B. Penyebab
Jika dilihat dari kepribadian dan
tingkah laku caca, caca termasuk anak yang dimanja oleh orang tuanya, apapun
yang diminta oleh caca selalu dituruti, apabila ada hal yang tidak bisa caca
kerjakan, caca selalu meminta bantuan dan orang tuanya selalu membantu sehingga
caca menjadi anak yang tidak bisa mandiri dan tidak bertanggung jawab.
Caca sangat menyukai makanan yang
manis-manis seperti permen atau coklat sehingga jarang memakan makanan berat
yang akibatnya caca sering merasa lapar yang dapat mempengaruhi konsentrasinya.
Ia juga terkadang mengantuk pada saat proses belajar mengajar.
C. Penanganan
yang diberikan
Beberapa
bentuk layanan yang kami berikan kepada anak
1. Mengatur
posisi duduk anak agar tidak berada dekat dengan jendela, gambar-gambar, atau
hal- hal lain yang dapat mengganggu kosenterasinya.
2.
Memberikan materi dengan pendekatan
persuasif. Yaitu pedekatan yang dilakukan face
to face disertai bujukan secara halus pada anak agar mau mengikuti
pelajaran
3. Menyingkirkan
perlengkapan yang tidak diperlukan dimeja belajar anak, supaya perhatiannya
tidak terpecah.
4. Menghindarkan
penggunaan kalimat-kalimat negatif, sindiran dan kecaman seperti “dasar malas!”, “tuh berantakan lagi kan?!” “Pasti deh, gak selesai lagi”.
5. Tidak
memperbolehkan anak membawa makanan ketika datang ke tempat belajar, karena
akan mengganggu belajar anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsentrasi
Proses pembelajaran dikelas anak usia
dini tidak lepas dari bagaimana peran guru dalam menciptakan suasana belajar,
strategi pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan. Antara guru yang
memberikan pelajaran harus tercipta korelasi yang evektif dan efisien agar
proses pembelajaran pada anak dapat berlangsung dengan baik.
Pendekatan pembelajaranpun juga tidak
kalah penting untuk diperhatikan oleh guru anak usia dini dalam pembelajaran
dikelas. Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktifitas kajian, atau interaksi,
relasi dalam suasana tertentu dengan individu atau kelompok melalui penggunaan
metode-metode tertentu secara efektif. Dalam pembelajaran juga ada strategi
pembelajaran yang merupakan cara guru dalam mengatur, mengintegrasikan semua
urutan kegiatan pembelajaran dikelas serta mengorganisasikan tema-tema yang
diajarkan dengan media, waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Usia sekitar 4-5 tahun anak mulai mampu
berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas sampai selesai. Jika anak bisa
konsentrasi 5 menit saja, secara umum dapat dikatakan konsentrasinya cukup
baik, bila lebih dari 5 menit, berarti si anak memang lebih dibanding rata-rata
anak umumnya
Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus
dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu
dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda
sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui
aktivitas apapun juga berbeda.
Supriyo (2008, 103) Konsentrasi adalah
pemusatan perhatian, pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua
hal lainnya yang tidak berhubungan. Siswa yang tidak dapat konsentrasi dalam
belajar berarti tidak dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan pelajaran yang
dipelajarinya. Konsentrasi dalam belajar akan meentukan keberhasilan belajar
oleh sebab itu maka setiap pelajar perlu melatih konsentrasi dalam kegiatan
sehari-hari.
Perhatian anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor, misalnya kurang menariknya materi, faktor lingkungan yang ramai,
kesulitan anak untuk mengerjakan tugas dan lain-lain. Untuk anak-anak memang
sangat dibutuhkan kemampuan yang aktif dalam menyampaikan materi dan
disesuaikan dengan perkembangan motoriknya.
Sedangkan yang dimaksud dengan kesulitan
konsentrasi adalah bila anak tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau
perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, dia tidak
bisa menuntaskannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu
terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit
konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya.
B.
Ciri-Ciri
Anak Yang sulit Untuk Berkonsentrasi
Gejala gangguan pemusatan perhatian
biasanya muncul pada usia 3 tahun, tetapi diagnosis umumnya baru dapat
dipastikan ketika anak telah masuk sekolah. Misalnya KB maupun TK.
Ciri-ciri utama yang tampak yaitu
kurangnya perhatian. Berdasarkan Diagnostic
and Statistical Manual For Mental Disorder IV (DSM IV ), seorang anak dapat
dikatakan memiliki gangguan pemusatan perhatian apabila memiliki enam gejala
yang menetap dan telah berlangsung kurang lebihnya 6 bulan dan tidak sesuai
dengan tingkat perkembangan anak
1. Sering
gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau sering
melakukan kesalahan yang tidak seharusnya atau ceroboh terhadap perkerjaan
sekolah, bermain dan aktivitas-aktivitas lainnya.
2. Sering
mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatian dalam melakukan tugasnya
atau dalam kegiatan bermain.
3. Seringkali
tampak tidak mendengarkan atau acuh ketika diajak berbicara.
4. Seringkali
tidak mempu mengikuti aturan dan instruksi dan gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, kegiatan sehari-hari
ataupun saat bermain.
5. Seringkali
mengallami kesulitan mengorganisasikan tugas atau aktivitas-aktivitasnya.
6. Seringkali
menghindar, menolak atau tidak suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang memerlukan
konsentrasi lama seperti ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7. Seringkali
kehilangan barang-barang yang digunakannya sehari-hari seperti mainan, alat
tulis, buku-buku serta peralatan lainnya.
8. Mudah
teralih perhatiannya oleh stimulus atau ransangan yang datang dari luar.
9. Mudah
lupa akan pekerjannya yang dikerjakannya sehari-hari.
C. Faktor Penyebab Anak Sulit
Berkonsentrasi
Sulit berkonsentrasi, terlebih dahulu
harus dilihat apa penyebab anak sulit berkonsentrasi? Banyak para orang tua
yang bingung dan khawatir mengenai anaknya yang sulit berkonsentrasi atau
anaknya termasuk hiperaktif.
Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya
kesulitan berkonsentrasi, yaitu:
a. Faktor
eksternal,
Hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
Lingkungan.
Misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar
suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan.
Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
b. Pola
pengasuhan yang permissive,
yaitu
pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan.
Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan
jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu
menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
Adapun Supriyo (2008; 104) menyebutkan
bahwa sebab-sebab latar belakang anak tidak dapat konsentrai dalam belajar
antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Anak
tidak mmempunyai tempat tersendiri
2. Anak
mudah terpengaruh oleh situasi sekitar
3. Dalam
meja banyak gambar/foto kekasihnya, kaca dsb. Sehingga dalam belajar mudah terganggu
4. Anak
tidak merasa senang/tidak berminat terhadap pelajaran yang dihadapi
5. Kemungkinan
lain badan dalam keadaan lelah/ sakit
6. Baru
mengalami stres/tekanan jiwa karena pacarnya yang paling disayang meninggalkan
dia, atau kehilangan salah satu anggota keluarganya.
D.
Penanganan
Terhadap Anak yang Sulit Berkonsentrasi dalam Belajar
Penanganan terhadap penderita gangguan
konsentrasi tidaklah bisa dilakukan oleh guru saja, karena penanganan yang
ideal dilakukan harusah bersifat holistik atau menyeluruh. Penangan yang baik
haruslah meliputi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orang tua, guru
dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama.
Cara mengajarkan anak agar memiliki
kemampuan konsenterasi yang baik.
1.
Melatih anak untuk hidup mandiri.
Kemandirian
berhubungan erat dengan aktivitas tubuh. Seperti sebuah komputer yang tidak
pernah digunakan. Maka akan ada kemungkinan terjadi kerusakan-kerusakan pada
beberapa komponennya, salah satu sebabnya .... karena karatan. Apalagi kalau
bagian komponen yang diserang ada di dalam CPU, maka computer bisa matot (mati
total). Seperti halnya dengan tubuh kita. Bila tubuh kita terlalu dimanja atau
terlalu banyak dibiarkan menganggur, maka aktivitas otak kita pun akan menurun.
Bila otak jarang beraktivitas, maka fungsi dan kemampuan beberapa bagian otak
pun akan menurun. Hal ini bisa menyebabkan sulitnya berkonsentrasi, karena
pikiran terlalu sering dibiarkan kosong dan tidak berfungsi. Bila anda terlalu
memanjakan anak dan tidak membiasakan buah hati anda untuk hidup mandiri, serta
lebih sering meminta si mbak untuk membantu buah hati anda, sebaiknya
mulai sekarang latihlah buah hati anda untuk belajar hidup
mandiri.
2.
Berikan perhatian yang cukup
Sudah
cukupkah perhatian yang anda berikan pada buah hati anda? Perhatian sangatlah
penting bagi buah hati anda. Seperti seorang anak yang tidak pernah diberi
makan yang cukup di rumah, maka di luar rumah dia akan sering meminta-minta
makanan di luar rumah. Begitu juga dengan buah hati anda. Bila perhatian yang
anda berikan sangatlah kurang, maka dia akan lebih sering mencari perhatian di
luar rumah. Bila buah hati anda sedang berada di lingkungan sekolah, maka buah
hati anda pun akan lebih sering meminta perhatian di sekolah. Di saat jam
pelajaran sekolah, buah hati anda (yang masih labil) secara otomatis akan
berusaha mencari pemenuhan kebutuhan perhatian. Salah satu caranya adalah
dengan mengganggu teman yang lain, atau mengajak teman satu kelasnya mengobrol.
Perhatian yang cukup, juga sangat penting agar buah hati anda terlindung dari
segala macam kecelakaan, misalnya kepala terantuk, kaki cedera, dll. Karena hal
ini juga bisa mengakibatkan seorang anak menjadi susah berkonsentrasi dalam
pelajaran.
3.
Jangan Biarkan Anak Terbebani
Dengan Aktivitas Yang Tidak Disukai.
Ada
kalanya kita memberikan segala sesuatu yang disukai sang buah hati, misalnya
memberikan dia uang saku, membelikan mainan yang dia minta, dll. Namun ada
kalanya kita harus memberikan sesuatu yang tidak dia sukai, misalnya memberikan
macam-macam bimbingan belajar atau melakukan pekerjaan rumah. Dalam hal ini
sangat dibutuhkan peran orang tua dalam memperhatikan buah hati anda, sehingga
orang tua bisa tahu porsi yang harus diberikan kepada sang buah hati. Bila buah
hati anda merasa terbebani dengan segala aktivitas yang tidak disukai, maka
anda hari segera mengambil langkah, yaitu dengan mengurangi kegiatan-kegiatan
yang tidak disukai, atau mengarahkan ke kegiatan-kegiatan yang disukai.
Misalnya, bila anda sebelumnya meminta buah hati anda untuk mengikuti les
piano, padahal dia tidak suka, maka anda alangkah lebih baik bila anda
menghentikan les piano tersebut. Bila buah hati anda lebih menyukai les gitar,
maka anda bisa mengarahkan buah hati anda untuk mengkuti les gitar. Banyak
orang menginginkan hobinya menjadi sebuah pekerjaan. Dalam hal ini, anda
sebagai orang tua harus pandai-pandai melihat potensi anak dan kesukaannya,
lalu mengarahkannya buah hati anda agar potensi yang dia sukai tersbut menjadi
sebuah kegiatan yang positif, berguna untuk masa depan, dan tentunya dilakukan
tanpa beban. Selain itu, istirahat yang cukup juga sangat penting untuk
pemulihan stamina buah hati anda. Jangan biarkan buah hati anda tidur terlalu
malam atau belajar terlalu keras sehingga lupa istirahat, karena hal ini justru
bisa mengganggu konsentrasi anak dalam menerima pelajaran yang dijelaskan oleh
guru di sekolah.
4.
Perhatikan Pola Makanan
Pola
makan sangat berpengaruh terhadapt tingkah laku anak. Usahakan buah hati anda
menghindari makanan yang mengandung bahan perwarna, vetsin, kafein, dan zat-zat
pengawet. Perbanyak makan buah dan sayur akan sangat berguna untuk menunjang
kesegaran dan kesehatan tubuh buah hati anda. Dalam usia yang masih sangat
belia, usahakan agar buah hati anda menghindari penggunaan paparan logam berat
seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat gigi dari nikel, dll.
5.
Berikan Hiburan Yang Cukup,
Menyenangkan, dan Bermanfaat.
Kebahagiaan
adalah sesuatu hal yang diinginkan banyak orang. Dalam diri seorang anak,
setiap saat dalam hidupnya selalu ingin diisi dengan keceriaan. Maka sebagai
orang tua, jangan lupa memberikan hiburan yang cukup bagi buah hati anda.
Supaya buah hati anda tidak merasa tertekan dengan segala aktivitas yang banyak
menyita waktu dan tenaga. Luangkan waktu anda sekeluarga untuk berlibur,
minimal jalan-jalan ke mall terdekat di rumah anda. Hiburan akan menjadi sangat
bernilai bila diisi dengan sesuatu yang bermanfaat, misalnya permaianan belajar
bahasa Inggris, atau membuka situs-situs internet tentang pendidikan. Misalnya:
lagu2anak.blogspot.com. Bila dihubungkan dengan konsentrasi anak dalam belajar,
permainan yang baik adalah catur, bermain alat musik, atau sekedar mendengarkan
musik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gangguan konsentrasi bukan merupakan
penyakit tetapi merupakan gejala penyimpangan perkembangan anak. Gangguan
konsentrasi atau inatensi atau kurangnya pemusatan perhatian dapat dilihat dari
kegaagalan seorang anak dalam memeberikan perhatian secara utuh terhadap
sesuatu, mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal lainnya. Kualitas
konsentrasi anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa kategori.
B.
Saran
Untuk menangani masalah kesulitan
konsentrasi pada anak diperlukan pendekatan terpadu yang terkait dengan
konselor atau psikiater anak.
Intervensi
dini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak. Pembenahan
kualitas hidup anak itu sendiri harus dilakukan sedini mungkin.
Daftar Pustaka
2. Supriyo.
2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw
Setapak.
3. http://www.docstoc.com/docs/15847583/Studi-Kasus-%28Anak-Kurang-Konsentrasi%29#
4. Lawlis,
Frank. 2008. The IQ Answer, Meningkatkan
dan Memaksimalkan IQ Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5. Yamin. Martinis. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada ( GP ) Press Jakarta
5. Yamin. Martinis. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada ( GP ) Press Jakarta